6 Amalan yang bisa dilakukan wanita haid di Malam Lailatul Qadar (10 Hari Terakhir Ramadhan).
Menurut Jumhur Ulama Malam Lailatul Qadar jatuh di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, yaitunya di malam-malam ganjil.
Menurut Jumhur Ulama Malam Lailatul Qadar jatuh di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, yaitunya di malam-malam ganjil.
Malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan ini hendaknya kita isi dengan amalan-amalan ketaatan, sehingga pahala yang diperoleh dilipat gandakan oleh Allah ta'alaa, ditambah dengan jaminan yang di berikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallah 'anhu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري: 1901، ومسلم: 759)
Artinya:
"Siapa yang qiyamullail di malam qadar dengan penuh keimanan dan perhitungan, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhori dan Muslim)
Setiap muslim dan muslimah pasti menginginkan untuk mendapat malam lailatul qadar ini dan mengisinya dengan ibadah-ibadah kepada Allah ta'alaa. Namun bagaimana jika seorang muslimah sedang dalam keadaan haid? masih bisakah meraih keistimewahan pada malam qadar ini?
Saat sedang haid, seorang muslimah memang tidak boleh puasa dan shalat dan beberapa ibadah lain. Meski begitu, ada banyak amalan dan ibadah yang tetap bisa dilakukan. Bahkan seorang yang sedang haid masih punya kesempatan untuk mendapat kemuliaan lailatul qadar.
Wanita haid tetap bisa mendapat kemulian malam Lailatul Qadar dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dengan melakukan amalan-amalan berikut:
1. Memperbanyak Istighfar dengan membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
“Astaghfirullah Al Adzim.”
“Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung.”
2. Memperbanyak Membaca Doa Sayyidul Istighfar:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
“Allahumma Anta Rabbii Laa Ilaaha Illaa Anta Khalaqtnii Wa Anna ‘Abduka Wa Anaa ‘Alaa ‘Ahdika Wa Wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu Bika Min Syarri Maa Shana’tu Abuu u Laka Bini’ Matika ‘Alayya Wa Abuu-uBidzanbii Faghfir Lii Fa Innahu Laa Yagfirudz Dzunuuba Illa Anta.”
"Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada Tuhan selain Engkau
yang telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas
ikatan perintah-Mu dan janji-Mu dengan semampuku, Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, Aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku
pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni
segala dosa kecuali Engkau”. (HR. Bukhari).
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
"Subhanallah wa bi-hamdih, Subhanallahil Adziim."
“Maha suci Allah, aku memuji-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ( كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ ) رواه البخاري (6682) ومسلم (2694)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kalimat (dzikir) yang ringan diucapkan di lidah, (tapi) berat (besar pahalanya) pada timbangan amal (kebaikan), dan sangat dicintai oleh ar-Rahman (Allah Ta’ala Yang Maha Luas Rahmat-Nya), (yaitu): Subhaanallaahi wabihamdihi, subhaanallahil ‘azhiim (maha suci Allah dengan memuji-Nya, dan maha suci Allah yang maha agung).” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Memperbanyak membaca Sholawat:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.” (HR. Bukhari, no: 3370 dan HR. Muslim, no: 406)
عن أبي هريرة، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا».
Artinya : “Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali shalawat, maka Allah memberi rahmat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, No: 408)
5. Memperbanyak membaca Tahlil:
Artinya: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu." (HR. Bukhari no. 3293)
6. Perbanyak membaca Doa Lailatul Qadar berikut:
Hendaknya memperbanyak membaca doa ini pada malam yang diharapkan sebagai malam lailatul qadar, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Sayidah Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
5. Memperbanyak membaca Tahlil:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
"Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qodiir."
Artinya: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ».
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu." (HR. Bukhari no. 3293)
6. Perbanyak membaca Doa Lailatul Qadar berikut:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: "Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf (dari kesalahan), mencintai maaf, maka maafkanlah aku (dari kesalahan-kesalahanku)".
Hendaknya memperbanyak membaca doa ini pada malam yang diharapkan sebagai malam lailatul qadar, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Sayidah Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو؟ قَالَ: تَقُولِينَ: « اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى ».
Artinya:
"Wahai Rasulullah, jika aku mendapati lailatul qadar, apakah yang aku baca?, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Hendaknya kamu mengucapkan: Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf (dari kesalahan), mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku (dari kesalahan-kesalahanku)". (HR Ibnu Majah, no: 3850)
Jadi bagi saudari-saudariku tak perlu berkecil hati jika dalam keaadan haid di sepertiga terakhir bulan Ramadan. Selalu ada kesempatan untuk meraih kemuliaan Lailatul Qadar dengan berbagai bentuk amalan dan ibadah lainnya. Tetap semangat meraih kemuliaan bulan suci Ramadan.
______________
* Oleh: Andi Kurniawan, Lc.
______________
* Oleh: Andi Kurniawan, Lc.
Tuliskan Komentar:
0 Komentar sejauh ini, Tambahkan Komentarmu